ANS

Setelah bisa menguasai diri sendiri sebagai manajer, tentunya hal yang berubah saat kita menjadi manajer dari seorang contributor adalah perasaan produktif setelah menyelesaikan task atau coding. Saat menjadi manajer awal-awal tentu kita akan merasa bingung, apa yang telah dikerjakan, apakah ini berdampak? Kenapa ini jadi sulit dirasakan karena pekerjaan manajer lebih banyak "melalui" orang lain, terlalu banyak context switching, lebih mudah diinterupsi dan banyak diskusi/meeting.

Sebenarnya ini adalah pola pikir berbeda dari manajer yang perlu disesuaikan. Saat menjadi manajer tentu keberhasilanmu bukanlah personal output lagi.

Manager's Output = Team's Output + Output of others you influence

Maka daripada itu kategori produktifmu akan berubah. Disini akan aku coba tuliskan beberapa hal yang mungkin dilihat "tidak produktif", tapi itu justru caramu produktif sebagai manajer. Intinya manajer itu justru lebih banyak berpikir dan menyelesaikan hal besar yang tak perlu turun langsung bahkan. Beberapa diantaranya: Information Gathering, Nudging, Decision Making, Role Model.

Information Gathering. Sebagai manajer kamu akan memiliki konteks yang luas dan lebih tinggi. Tugas utama kamu menyambungkan dan menemukan konteks-konteks tersebut agar bisa membantu timmu produktif dan membantu orang lain menyelesaikan bagiannya. Konteks ini bisa didapatkan secara formal dari meeting maupun informal dari obrolan santai saat istirahat atau berpapasan di kantor. Contohnya, apabila ada suatu tim produk kesulitan meningkatkan engagement user, tapi kamu tahu di tim kamu berhasil membuat suatu service/system untuk engage user dengan cara baru, kamu akan membantu tim tersebut dengan implementasi system yang kamu pakai. Sehingga kamu akan lebih semangat dan produktif sebagai "glue" penyambung konteks satu sama lainnya.

Nudging. Ini artinya kamu bisa influencing orang/tim lain tanpa menjadi decision making. Tujuannya sama untuk membuat produktif tim kamu dan tim lain dalam hal yang positif. Hal ini dilakukan bisa dengan diskusi, 1:1, komentar, memberi argumen tambahan dengan chat atau call yang menyelesaikan problem orang lain. Dengan melakukan hal ini, kamu berarti telah mampu menunjukkan kemampuan produktif manajer tanpa harus turun langsung menyelesaikannya.

Decision Making. Hal ini sudah jelas jadi bagian utama sebagai manajer. Kamu harus bisa memberikan keputusan yang tepat dari sekian opsi dan strategi yang ada. Bisa dari keputusan pemilihan hiring, strategi riset teknis, keputusan backlog yang dikerjakan, bahkan hal-hal tidak langsung seperti agenda team bonding. Pengambilan keputusan ini dampaknya bisa panjang atau agak jauh. Semisal keputusan desain organisasi, mungkin dampaknya baru akan terlihat 1-2 bulan, tapi itu rentetan dari keputusan yang dibuat awal-awal.

Role Model. Bahasa yang paling aku suka adalah, Walk The Talk. Menjadi manajer itu di depan, bukan sekedar menyuruh dari belakang. Sebagai pribadi harus menunjukkan contoh dan pasang badan bagi timnya. Salah satu contohnya, kamu bilang ke tim bahwa percaya ke tim dan fleksibel dalam bekerja. Maka kamu jangan micro manage dan tidak meminta mereka diawasi terus-menerus di kantor atau chat. Secara keseharian harus ditunjukkan dalam laku, perbuatan dan perkataan.

Sekarang coba kamu pikirkan selama satu hari kira-kira aktivitas apa saja yang termasuk dalam 4 kategori tersebut? Memang tidak menyelesaikan task seperti contributor, tapi kamu sebenarnya telah membantu tim dan orang lain menjadi lebih produktif, sehingga kamu juga menjadi produktif. Apabila timnya sudah bisa self-manage, tentu kamu bisa ada waktu untuk contributor kembali di hal-hal yang kritikal atau tingkat lanjut. Aku masih percaya manajer teknis perlu tetap menjaga relevansinya dengan terlibat hal teknis, jangan sampai lepas dari waktu berkarya.

Ohya kalau mau lanjut baca, coba cari bukunya Opa Andy Grove - High Output Management untuk lebih jelas penjelasan lainnya mengenai produktivitas manajemen. Bukunya Om James Stanier juga bisa atau artikel-artikelnya