Sudah Mentoring/Coaching Belum?
— manajerial, developer, pemula — 3 min read
Salah satu trait yang berdasar survey di atas (tidak ilmiah dan saintifik) dibutuhkan dari Engineer kepada Team Lead-nya adalah "Mentoring/Coaching" tapi nyatanya hal itu sulit sekali. Berdasar tulisan ini 73% leaders mendapat training coaching, tapi hanya 23% (dari 73%) itu yang merasa ada dampak signifikan terhadap dirinya. Leaders yang baru terutama akan kesulitan untuk menumbuhkan kebiasaan dan pengalaman Mentoring/Coaching ini, karena menurutku terpengaruh dari pengalaman sebelumnya dia mendapat Mentor/Coach seperti apa.
Tapi setidaknya menurutku ada dua hal yang diharapkan dari Mentoring/Coaching ini, mengembangkan diri timnya dan memperbaiki performa timnya. Dua hal ini harus dipisahkan, agar treatment-nya jelas dan tidak salah mengarahkan. Sebelumnya sedikit cerita ada beda gaya juga antara Coaching dan Mentoring, atau beberapa orang juga membedakan gaya Leadership-nya seperti Om Goleman punya cerita. Aku cenderung membaginya ke 4 spektrum, Operating, Directing, Mentoring, Coaching:
- Operating: Ini Lead-nya bener-bener mengatur sana-sini, agak micro managing. Tapi ini cocok untuk kondisi tim atau kapabilitas orang yang belum mampu dan ngerti konteks. Jadi harus dikerjakan full dari Lead-nya. Seharusnya Lead-nya bisa memulai dari sharing konteks dan breakdown yang perlu dilakukan agar lebih otonom ke depan
- Directing: Ini Lead-nya mengarahkan semua dari yang dibutuhkan, tapi tak sampai micro managing. Lead membantu, tapi saat tidak ada Lead-nya, timnya pasti kebingungan. Karena terbiasa diarahkan oleh Leader-nya. Disini cocok untuk tim yang memang sudah tahu mau ngapain dan bagaimana melakukannya, jadi butuh dikonsolidasikan
- Mentoring: Ini Lead-nya lebih menunjukkan hal/sesuatu yang eksekusinya belum diketahui orang/timnya. Ini cocok untuk timnya yang sudah tahu mau kemana, ngapain dan harusnya apa, hanya tidak tahu teknis dan eksekusinya. Disini Lead-nya perlu menunjukkan jalan yang sebenarnya apa. Aku lebih suka analoginya mirip "apprentice" Jedi Master - Padawan. Padawan dinasehati oleh Masternya harus apa dari pengalaman, tapi memberi ruang Padawan untuk eksplorasi.
- Coaching: Ini cocok untuk tim yang sudah capable, sudah PeDe dan tahu apa yang harus dikerjakan. Lead perannya lebih untuk tempat bertanya dan push lebih di timnya apabila ada yang kurang. Orang perlu dibesarkan hatinya apa yang diragukan dan perlu dipertajam pilihannya.
Mengembangkan Diri dan Memperbaiki Performa ini berbeda kenapa? Satu sisi tim yang performanya turun, perlu dilihat penyebabnya apa kira-kira dan solusi yang perlu diambil segera (corrective action) apa. Hal itu yang jadi fokus, melihat pola dari kejadian di proyek, interaksi tim dan event kejadian lain yang muncul. Sedangkan mengembangkan diri, melihat dari kapabilitas personal orang di timnya apa yang perlu disiapkan untuk tumbuh. Bisa jadi kapabilitas ini jangka panjang, tidak hanya segera jangka pendek. Semuanya bisa memakai gaya Mentoring atau Coaching.
Dari sudut pandang Lead sebenarnya yang diharapkan dengan Mentoring/Coaching ini bisa membantu timnya lebih otonom, menguasai teknikal terbaru dan mengerjakan sesuatu yang berarti serta berdampak. Dengan mentoring/coaching kita tidak terlalu micro manage dan tim/orang bisa mandiri. Untuk menguasai hal baru, memang kadang perlu ditunjukkan dahulu arah belajarnya kemana atau step awalnya apa. Hal ini mungkin yang aku rasakan saat awal-awal bertanya ke mentor apa yang harus aku tingkatkan. Oleh karena hal tersebut, relasi mentor-mentee ini penting dibangun, dan hal paling penting adalah "bertanya hal yang tepat".
Baik itu Mentee atau Mentor harus tahu pertanyaan yang tepat dan bagaimana bertanya yang tepat juga. Tujuannya untuk memperdalam hal yang ingin diketahui dan dibutuhkan. Mentee perlu tahu apa yang diinginkan dan seharusnya bertanya apa, mentor perlu cermat menggali sebenarnya apa yang dibutuhkan mentee tersebut. Hal utama dan paling mendasar dalam mentoring/coaching ini bagi saya ya, pertanyaan.
Nah bagaimana bertanya yang tepat? Saran paling dasar adalah sabar untuk tidak segera mendapat/memberi jawaban. Sama seperti kata Facebook, "what's on your mind?", dimulai dari situ dahulu. Lalu terus gali lagi, "apa lagi? apa lagi?". Bisa jadi kita salah framing dalam bertanya atau mengerti pertanyaannya. Jadi dengan hal tersebut akan fokus ke satu topik yang dipikirkan dan menggali hal tersebut. Cari yang melebihi batas dalam kalimat, mengetahui yang tidak diucapkan. Kecuali kalau kamu memang sudah sangat yakin bahwa kamu butuh A, ya tanya A, nanti tetap gali lagi disana, tapi tidak akan terlalu panjang penggaliannya biasanya. Hati-hati juga dengan pertanyaan retoris kalau kamu ingin menggali, bisa jadi itu malah menyesatkan pikir. Kadang itu perlu, tapi lebih penting lagi gali opsi-opsi lainnya dan yang dalam. Retoris hanya akan membuat olah pikir saja. Setelahnya baru akhiri dengan, "Bagaimana saya bisa membantu? Kalau saya kasih A, atau lakuin X apa pendapatmu?". Coaching itu banyak melatih orangnya berpikir sendiri dari batas yang dia ketahui, agar bisa menemukan jawabannya sendiri. Sedangkan mentoring banyak melatih orang dari hal yang kita tunjukkan dari pengalaman kita dan meminta dia berpikir apa yang seharusnya dilakukan.
Mentoring/Coaching ini tidak perlu dilakukan secara formal dalam seminar atau workshop, ada waktu khusus dll. Bisa dilakukan secara informal saat "nudging", siap sedia apabila mereka butuh atau bertanya. Tapi ada baiknya untuk diawal-awal bikin secara rutin dahulu, weekly atau biweekly untuk membuat ritme dan relasi. Setelah beberapa waktu informal itu akan ketemu polanya, kapan dan kenapa orang bertanya. Hal tersebut harus kita perhatikan, kita jadi tahu "trigger" kenapa dia butuh coaching. Dari situ kita bisa address masalah utamanya, bisa jadi dia memang ada trait lebih dalam lagi selain yang ditanyakan di permukaan.
Kalau masih penasaran dengan topik ini mungkin bisa baca bukunya Om Stanier disini (versi bahasa indonya juga sudah ada). Kalau kamu mengharapkan leadermu juga berkembang, bisa kasih tahu bacaan tersebut ke dia.
Jadi sebenarnya sudahkah kamu melakukan/mendapat mentoring/coaching?